Senin, 02 Maret 2015

Keajaiban Natal..

Keajaiban Natal , akankah datang?

Silent night, Holly Night..

Malam Natal.

Bunyi lonceng dan bau kemenyan yang dibakar saat lampu gereja dipadamkan,sungguh khas menyentuh hati. Ditambah lagi lagu pujian Malam Kudus yang menghias telinga sungguh merdu,menambah damai suasana hati.

Permohonan Natal.
Semua orang punya permohonan. Pasti. Begitupun aku.

Oke,lupakan dulu soalan ini. Aku hanya ingin bercerita tentang kehangatan perasaan Natal tahun lalu.

Tahun 2013. Ya, setahun yang lalu.
Natal di tahun ini sungguh-sungguh berarti. Natal tahun ini aku ditemani seseorang yang aku sayangi. Ya, dia temanku. Aku masih ingat saat aku dengan ‘keukeuh’nya mengajak orang tuaku beribadah  di sebuah gereja hanya karena dia yang mendapat tugas menjadi putera altar.
Saat itu aku memandanginya dari lantai 2, gereja. Sangat jelas sosoknya. Aku memandanginya bahagia dari atas, dan berkata dalam hati, ‘Permohonan Natalku tahun ini ya Tuhan. Aku menyayangi orang itu. Jaga dia selalu, kumohon.’

Natal taun lalu, ku kirim salam natal untuknya. Dia pun mengucapkan salam natal jua. Dilanjut candaan-candaan singkat yang memenuhi hati, dengan kebahagiaan. Oh please i miss how nice i could start some conversations with him. Now, yup i even dont know how to start ‘a conversation.’ My finger, brain, or tongue are always getting trapped to face him or to greet him. How sad i am .

Ya, Natal 2013 aku dihadiahi Tuhan seseorang yang sungguh berarti saat itu. Seseorang yang luar biasa dihidupku. Terima kasih Tuhan.


Natal 2014.

Orang itu masih ada? Tentu saja.
Hanya saja, dia sudah tak menghias hidupku se istimewa dulu. Begitupun aku, bahkan sosokku pun sudah  lama tak menghias hatinya. Mungkin juga sosokku sudah mulai memudar di hatinya. Hm, tentang itu entahlah.. Itu urusannya bukan urusanku lagi. Lagipula itu tak terlalu penting.

Adakah salam natal dariku? Tentu saja ada.
Namun salam dariku tak sepanjang dulu, tak seceria dulu. Salam singkat yang ku kirimkan juga kepada teman-temanku. Bukan hanya untuknya.
Untunglah dia mau membalas salam natal dariku. Aku bahagia dia mau membalas. Sangat bahagia, hingga harus menahan getir perbandingan.
Ya, tahun lalu dan tahun sekarang yang sungguh sungguh membuat sebuah perbandingan yang tak terpungkiri. Yang kadang membuatku mengeluh bahkan lupa bersyukur.Oh kumuhon ampuni aku ya Tuhan, sadarkan aku bahwa sebahagianya pun masa lalu, masa depan akan selalu lebih baik.

Perbandingan. Yaa, perbandingan yang kadang membuat lukaku terbuka lagi.

Salam natal balasan darinya. Yang bahkan hanya ku baca dari luar, dan langsung ku ‘akhiri obrolan’. Aku tak mampu melihat pesan itu terlalu lama. Pesan itu hanya akan mengingatkanku tentang ‘perbandingan.’ :’)


Kita kembali pada kehidupan sekarang. 2014. Natal 2014.
Aku tak lagi ‘keukeuh’ ke gereja itu. Hanya untuk berharap bertemu dengannya dalam suasana malam natal.

Aku beribadat di gereja dekat rumahku. Di lantai 2, dimana sisi altar, pohon, dan  kandang natal bisa terlihat seluruhnya olehku dari atas. Bunyi lonceng dan bau kemenyan yang dibakar saat lampu gereja dipadamkan,sungguh khas menyentuh hati. Ditambah lagi lagu pujian Malam Kudus yang menghias telinga sungguh merdu,menambah damai suasana hati.
Permohonan Natal.
Semua orang punya permohonan. Pasti. Begitupun aku. Dan permohonan natalku tahun ini adalah
“Kembalikan kebagiaanku Ya Tuhan. Dengan atau tanpa dia sekalipun.”
Karena aku tau jikapun ada kesempatan 0,99 % untuk dia kembali padaku, aku mungkin bahagia, tapi aku tak yakin dia akan bahagia denganku J Hanya keajaiban natal, bila Tuhan mengembalikan dia ke sisiku. Haruskah aku percaya dengan datangnya keajaiban Natal? :”) Tuhan punya rahasia-Nya sendiri. Keajaiban Natal-Nya sendiri J


Selamat Natal, Teman.
Berbahagialah, karena Tuhan selalu menjagamu. Damai Natal besertamu.



25 Desember 2014
LDS~



 
:')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar