Senin, 02 Maret 2015

Mengertilah. Maafkanlah. Percayalah.

Air mata tidak dapat dijadikan penebus kesalahan.
Kita yang pernah jauh, lalu pada akhirnya bertukar kabar lagi. Aku bahagia saat kau menyapaku sebagai temanku. Tapi perlu kau tau, walau aku menganggapmu sebagai temanku, perasaan itu tak akan pernah berubah sedikitpun.

Aku tau diri.
Aku memang masih menggenggam perasaan itu, tapi dengan kesetimbangan. Perasaan itu aku biarkan tetap tumbuh, tanpa menganggap kita akan bersama lagi. Tanpa menganggap kita akan rujuk lagi.
Apa perasaan itu salah? Toh logikaku tak pernah liar. Toh logikaku tak pernah sampai di titik fikiran bahwa kau mencintaiku lagi. Aku tidak pernah punya pemikiran seperti itu, tolong jangan berprangsangka apapun padaku..

Aku menyapamu tanpa nama.
Sengaja ku lakukan agar kau tak tau bahwa aku adalah dia. Dia yang merindukan candaan satu taun silam. Namun taukah kau? Aku melakukan itu tanpa anggapan bahwa kita akan bersama lagi. Bisakah kau mengerti sedikit saja?

Dunia yang bicara saat mereka melihat kita bahkan memancing titik sabarmu. Kau tak pernah mau jika dunia beranggapan lebih, bahkan saat anggapan itu hanya candaan. Aku menangkapnya,aku menangkap keinginan itu, dan aku sakit karenanya.
Aku ingin bertanya... Apakah rugi jikalau dunia hanya bercanda menganggap kita lebih? Apa kau malu? Atau apa? Aku belum menemukan jawaban itu teman. Kau tak pernah menjawab itu teman :’(

Aku sudah kena pukul telak. Kau yang melakukannya.
Aku tau bahwa waktu terus beranjak, meninggalkanmu yang dulu. Engkau yang pengertian saat masih jadi temanku. Engkau yang penuh senyum untuk semua orang, termasuk padaku.

Aku sekarang baru menyadari bahwa menyayangimu saja salah. Menyayangi tanpa berfikir kita akan bersama lagi pun salah. Menyanyangi sendirian, tanpa mengharap balasan saja salah.

Lukaku baru sembuh kemarin dan ternyata luka itu datang lagi. Aku hanya bisa minta maaf dengan perasaan bodoh ini.

Aku yakin setelah masalah kemarin kau akan mulai menjaga jarak lagi. Menjauh lagi. Dingin lagi.
Tapi ku mohon jangan.... Aku hanya menyanyangimu tanpa menganggap kita akan bersama kembali. Tanpa anggapan kau sedang mendekatiku lagi.

Aku mohon, jangan putar balik fikiranmu tentangku. Aku mohon jangan menjauh. Aku mohon jangan membenciku teman.

Sebisaku akan ku bunuh perasaan ini. Supaya kita nantinya bisa murni tertawa sebagai teman. Bukan sebagai musuh yang perang salju. Perang dingin yang menyakitkan itu.

Semoga kau membacanya.
Aku mohon mengertilah. Aku mohon maafkanlah. Aku mohon percayalah.
:’)




Everthing i could never tell you, i wrote here.
LDS~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar