Jumat, 01 April 2016

Semua Yang Berjalan

Aku menunduk saat aku menggenggam tanganmu. Sesempit ini kah yang namanya menggenggam? Dan aku berfikir, kata kerja ini bahkan bermakna sedemikian dalam.
Pernah kau dengar istilah "menggenggam tanpa meraih?," atau mungkin baru aku yang memunculkan istilah ini?

Kau fikir ini lucu?
Ini tidak lucu sama sekali.
Kau meraih tangannya namun belum tentu hatinya. Kau meraih jemarinya, tapi apakah kau berfikir tentang perasaannya?

Aku hafal seberapa ukuran tanganmu, namun sayangnya aku tak tau seberapa luas hatimu. Aku tau aku selalu bisa menutup erat tanganmu, melingkarkan jemariku disana, namun sayangnya bahkan aku tak tau seberapa bagian hati yang mampu kutempati.
Bisa saja sepenuhnya, atau setengahnya, namun buruknya bisa saja hanya bagian terkecilnya.

Aku mulai tak pernah puas dengan diriku sendiri.
Perasaan-perasaan alamiah yang memang muncul dari dalam, selalu kucoba singkirkan. Walau terkadang gagal, tapi aku mencobanya. Mencoba jadi yang kau inginkan, walau kadang dengan cara yang jauh dari kata benar. Cara yang salah.

Detik ini aku tertawa lepas, namun sedetik kemudian pipiku turun. Turun bersamaan dengan beranjaknya ganjalan dari kepala yang merasuk ke hati.
Mungkin salahku yang terlalu merasakan perbedaan.
Tapj aku memang merasa tak indah lagi.
Aku merasakan tempat yang berbeda.

Pertanyaanku adalah, "jadi kau yang sesungguhnya yang mana?"
Yang dulu, lalu berubah... Atau yang sekarang pernah mencoba hal terdahulu?

Aku merasa asing di tempat ini.
Aku sendirian disini.
Semoga pelukmu saja yang tengah absen, dan dirimu takkan.

2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar